Kabar Terkini

Memilih Instrumen yang Tepat untuk Belajar Anak (1)


~oleh Andre Loong
~tulisan ini adalah yang pertama dari dua tulisan berseri.

Perkembangan musik akhir-akhir ini cukup signifikan hingga membuat banyak orangtua berpikir untuk mengikutsertakan anak mereka ke beberapa lembaga musik demi mengasah kemampuan musikal anak mereka. Akan tetapi tidak sedikit pula orangtua yang bingung memilih alat musik yang tepat bagi perkembangan anak mereka. Sebelum kita melangkah lebih lanjut alangkah baiknya kita mengenal secara singkat beberapa alat musik yang banyak beredar di masyarakat.

Piano dan keyboard

Banyak orang yang mengetahui alat musik yang sangat popular di masyarakat ini. Selain dari banyaknya guru yang beredar di masyarakat, piano dan keyboard memiliki ciri khas yang bisa dimainkan secara solo tanpa bantuan alat musik lain dengan tetap bisa dinikmati baik secara melodi maupun harmonisasinya. Namun di sisi lain alat musik ini merupakan alat musik yang ‘egois’ dimana terkadang tanpa memerlukan kehadiran alat musik lain dan membuat pemainnya menjadi pemain individual. Selain dari itu, harga piano ini sendiri tergolong cukup mahal untuk kalangan masyarakat pada umumnya. Harga untuk piano bekas standard sendiri bisa mencapai 20 juta belum termasuk perawatan rutinnya. Tetapi ada kabar baiknya jika tidak mampu memiliki piano akustik, kehadirannya bisa digantikan dengan keyboard atau clavinova yang harganya cukup terjangkau di pasaran sekitar 1 jutaan.

String/Alat musik gesek (violin, viola, cello, bass)

Pilihan yang banyak diminati beberapa orang adalah alat musik gesek biola (violin). Memang alat musik ini sangat terkenal dikarenakan metode Suzuki yang sekarang sedang marak di masyarakat. Metode ini menawarkan pembelajaran kreatif dan asyik untuk anak usia dini. Berdasarkan dari pengalaman beberapa orangtua, mereka bahkan sudah mengikutsertakan anaknya sejak dari usia 2,5 hingga 3 tahun dan mereka pun mampu mengikuti perkembangan anaknya.

Tetapi yang banyak orang kurang mengetahui, keluarga musik gesek ini mempunyai 4 anggota yaitu violin, viola, cello dan bass. Agak mirip dengan violin, viola dimainkan dengan cara yang sama dengan violin tetapi dengan ukuran yang lebih besar dan suara yang lebih rendah. Sementara cello dan bass dimainkan dengan cara meletakkan ujung end pin di lantai. Suara yang dihasilkan oleh cello satu oktaf lebih rendah dari viola dan bass jauh lebih rendah lagi daripada cello.

Namun sering dan selalu saya dengar dari banyak orangtua pertanyaan mengenai keluarga ini. ‘Dari keempat anggota tersebut, saya harus memilih yang mana?’ Saya secara personal suka bereksperimen terhadap buah hati saya sendiri dengan mencoba mendengarkan mereka lagu solo dari keempat alat musik tersebut dan kita bisa melihat reaksi dari anak kita sendiri. Apabila mereka menunjukkan minat (menjadi fokus memperhatikan pemainnya), keceriaan, atau hal yang lebih positif sewaktu mereka mendengarkan permainan musik tersebut, maka bisa dipastikan mereka lebih menyukai alat musik tersebut.

Woodwind/Alat tiup kayu (flute, oboe, clarinet, bassoon)

Bagi beberapa orang yang sudah mengikuti kursus vokal, biasanya memilih alat musik tiup ini menjadi pilihan keduanya. Selain dari harganya yang cukup terjangkau, penggunaan teknik pernafasan yang mirip juga bisa diterapkan dalam alat musik ini. Jadi hal ini seperti setali tiga uang karena dengan teknik yang hampir mirip kita sudah bisa mempelajari dua hingga tiga macam alat musik. Dalam tulisan kali ini saya akan bahas beberapa perbedaan antara keempat anggota keluarga tiup kayu ini.

Flute banyak dikenal masyarakat luas karena keunikan cara bermainnya yang meletakkan alat musiknya menyamping dari mulut pemainnya. Suara yang dihasilkannya juga lebih cenderung lembut dan lebih tenang. Sementara clarinet sendiri sifat suaranya lebih hangat dan empuk didengar dengan cara memainkan yang mirip dengan oboe yaitu menaruhnya di mulut dan alat musiknya ditiup dengan cara meletakkannya lurus dari arah mulut. Namun perbedaan yang mendasar antara keduanya adalah clarinet berbentuk silinder sementara oboe berbentuk kerucut. Beda suara antara keduanya ini adalah oboe lebih terdengar berkarakter dan utuh dibandingkan semua alat musik apapun sehingga dalam sebuah pagelaran orkestra, oboe akan memimpin seluruh alat musik dalam mengambil nada dasar yang akan dipakai dalam sebuah pagelaran. Terakhir yaitu bassoon yang mungkin jarang diketahui banyak orang. Alat musik ini adalah alat musik dengan rentang nada paling luas dari keluarga tiup kayu ini. Mulai dari nada paling rendah hingga nada yang cukup tinggi bisa diraih dari alat musik satu ini.

Sama halnya dengan alat musik gesek. Untuk memilih yang sesuai dengan minat anak kita, bisa kita lakukan eksperimen yang sama tetapi bisa juga dengan pertimbangan orangtua sendiri. Flute di satu sisi terlihat elegan tetapi membutuhkan banyak udara dalam memainkannya dan membutuhkan lebih banyak kesabaran dalam mempelajarinya. Oboe yang suaranya cukup bulat bisa menjadi pertimbangan tetapi perlu dipertimbangkan dalam pemilihan reed yang cukup ribet bagi beberapa orang. Bassoon yang cukup jarang diketahui orang bisa membuat pembelajarnya mengalami kesulitan di dalam mencari alat musik dan tenaga pengajar yang masih bisa dihitung dengan jari di Indonesia.

Tiga jenis instrumen ini bisa jadi menjadi primadona dari banyak minat siswa dan orang tua. Namun, selain dari tiga jenis masih instrumen lainnya. Untuk mengetahui kelompok instrumen musik lainnya, ikuti bagian dua artikel ini esok hari.

~ Andre Loong, LRSM adalah lulusan Universitas Widya Mandala Surabaya dan juga seorang  pengajar musik gesek di Suzuki Music Association of Indonesia (SMAI) dan sebagai konduktor pada organisasi All Jakarta Honor Orchestra (AJHO) juga penggerak Kelas Inspirasi dan Transjakarta Symphony.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.